TEKS
: Filipi
2 ; 12-18
Syaloom !!!
Mark
Twain penulis berkebangsaan Amerika, pernah mengatakan, tepatnya
begini : “beberapa orang mengatakan bahwa mereka mengalami kesulitan dengan
kata-kata di dalam Alkitab yang tidak mereka mengerti. Saya sebaliknya, yang
menyulitkan saya justru mengenai kata-kata di dalam Alkitab yang saya pahami”.
Saya
kira pernyataan Mark Twain ini sangat beralasan, karena kesulitan orang-orang
percaya yang paling besar adalah melaksanakan apa yang dibaca dalam
Alkitab. Betul,?????? (saya kira
betul).
Apakah
kita tidak mengerti pernyataan seperti ; jangan mencuri yang terdapat
dalam hukum taurat ??? Semua orang pasti mengerti, anak kecil juga tahu. Tetapi
orang tokh mencuri.
Apakah
ada orang yang tidak mengerti pernyataan jangan membenci saudaramu ???
Semua orang pasti tahu, anak kecil juga tahu. Tapi tokh ada orang yang membenci
saudaranya.
Apakah
ada orang yang tidak mengerti pernyataan kamu harus hidup dalam ketaatan,
anak kecil juga tahu. Tetapi kenyataan membuktikan bahwa banyak orang Kristen
termasuk orang Kristen di Filipi, yang tidak mengembangkan sikap hidup taat
dalam kehidupannya. Itulah sebabnya
dalam teks bacaan kita tadi Paulus dengan tegas berkata : “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat”. (ayat
12 a).
Dengan
demikian kita berkesimpulan bahwa betul, banyak orang yang sungguh memahami
firman Tuhan, tetapi tidak bersedia melakukannya dalam kehidupannya.
Inilah sebetulnya yang menjadi persoalan kita yang paling utama di
tengah-tengah kehidupan kekristenan kita disepanjangan hari hidup kita.
Nasehat Pertama
yang mau disampaikan adalah ; hendaknya hidup dalam ketaatan (ayat
12). Apa sih,… ketaatan yang dimaksudkan
Paulus.
Ketaatan
yang dimaksudkan Paulus menunjuk pada pengertian “takluk dan patuh”
karena mendengar berita Injil. Jadi
ketika mereka mendengarkan berita Injil yang menghadirkan tentang keselamatan
Allah bagi manusia dan dunia, maka mereka harus patuh kepadanya dan menaklukan
diri di bawah Berita Injil itu sendiri.
Artinya, ketika
mereka telah mengetahui bahwa mereka sudah diselamatkan oleh Allah dalam
Kristus Yesus, maka mereka harus hidup di dalam Keselamatan itu. Istilah yang digunakan Paulus di sini ialah “tetap kerjakan
keselamatanmu”.
Tetapi, jangan salah paham dengan
ungkapan tetap kerjakan keselamatanmu, seolah-olah umat Kristen di Filipi yang mengusahakan keselamatan itu, menjadi
milik mereka. Tidak !!! Keselamatan itu dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan
dunia, termasuk orang Kristen di Filipi, tetapi ia punya tanggung jawab untuk
berusaha agar keselamatan itu tetap menjadi miliknya.
Kenapa ??? Ya namanya juga manusia, dengan segala
keinginan dagingnya, sehingga ia selalu punya kecenderungan untuk melakukan perbuatan-perbuatan
dosa, perbuatan-perbuatan kecemaran, yang akan menjauhkan dirinya dari
keselamatan itu.
Supaya anugerah Allah berupa keselamatan itu tidak hilang
dari hidupnya, maka ia harus mengembangkan hidup taat.
Pada sisi yang lain, ketaatan
untuk mengerjakan keselamatan itu mesti bertumbuh dari diri sendiri dan bukan
sesuatu yang dipaksakan dari luar atau karena terpaksa.
Ketaatan itu mesti lahir dari sebuah
kesadaran. Jangan mereka menjadi taat justru karena aku, demikian kata Paulus.
Tetapi mereka mesti menampilkan ketaatan seperti ketaatan Yesus Kristus
terhadap BapaNya. Taat sampai mati disalib. Inilah contoh sikap taat.
Nasehat untuk hidup taat ini juga mesti
ditujukan kepada anda dan saya yang hidup sampai di hari ini. Mengapa ??? Oleh karena ;
Pertama ; Banyak
orang yang merasa seolah-olah ia belum
mendapat keselamatan itu. Mereka berusaha untuk mencarinya dengan
berbagai cara, antara lain berpindah dari gereja yang satu ke gereja yang lain.
Kalau di tanya kenapa anda berpindah ke gereja ini atau gereja itu ???,jawabnyan
adalah,…. “ya saya mau cari keselamatan”.
Mereka berpikir seolah-olah gereja yang
memberikan keselamatan. Atau mereka berpikir seolah-olah suasana ibadah yang
memberikan keselamatan (artinya gereja yang tepuk tangan dan berteriak sampai
histeris itu dan kadang-kadang sampai pinsan itu, yang akan menyelamatkan
mereka).
Mereka lupa
bahwa ketika dia menerima Yesus di gereja manapun ia sudah menikmati
keselamatan itu. Karena itu biar dia pindah di gereja manapun tetapi kalau
sikap dan perilakuknya tidak berubah taat melakukan kehendak Tuhan,..ya sama
saja boong !!!
Biar tepuk
tangan sampai patah tangan, tetapi kalau tangan masih tetap digunakan untuk
mencuri, untuk merusak milik orang lain, untuk lempar rumah orang, untuk
membakar dusun orang dll, sama saja boong.
Biar dia
berteriak Tuhan,…Tuhan sampai histeris
di dalam gereja, tetapi setelah itu mulut yang sama tetap menipu, memfitnah,
mencaci-maki, menyebarkan isu,…sama aja boong !!!
Keselamatan
pasti jauh dari hidupnya. Karena itu
setiap orang yang sudah menerima keselamatan melalui kehadiran Kristus Yesus
harus menampilkan sikap taat dalam mengerjakan keselamatan itu.
Kedua ;
Bahwa keselamatan itu bukan hanya ditujukan bagi orang-orang tertentu, tetapi
untuk semua orang. Sebagai
orang-orang yang sudah menikmatinya, kita punya tanggung jawab untuk
meneruskannya kepada orang lain.
Upaya
meneruskan berita keselamatan kepada orang lain, terutama mesti kita lakukan
melalui sikap yang benar dan yang memuliakan Tuhan. Jangan Cuma bicara, tetapi mesti berwujud
dalam perbuatan nyata.
Nasehat
kedua yang mau disampikan kepada jemaat di
Filipi adalah bahwa dalam rangka mengusahakan keselamatan itu maka sikap
yang harus dikembangkan adalah “Jangan bersungut-sunggut dan berbantah-bantah.
Paulus
melihat kecenderungan dikalangan umat bahwa dalam rangka mengerjakan
keselamatan bagi orang lain, banyak orang melakukannya dalam persungutan dan
perbantahan satu dengan yang lain.
Mungkinkah
sebuah pekerjaan dapat diselesaikan dengan bersungut-sungut dan
berbantah-bantah. Mungkinkah sebuah “belang” (perahu), dapat diselesaikan
dengan sikap dan perilaku yang berbantah-bantah dan bersungut-sungut ??? Pasti tidak.
Apalagi dalam tanggung jawab pelayanan gereja. Dalam tanggung jawab membangun
masyarakat dan keluarga ???
Hal ini
menjadi pelajaran evaluatif yang baik bagi kita semua selaku umat yang sudah
diselamatkan dalam mengemban tanggung jawab pelayanan sampai saat ini.
Tanyalah
kepada diri kita sendiri apakah selama ini tugas pelayanan yang dipercayakan
kepada saya sebagai Penatua dan Diaken telah saya lakukan dengan
bersungguh-sungguh atau bersungut-sunggut dan terkadang “pancuri tulang”. Silahkan jawab sendiri, karena saya tahu anda
pasti tahu jawabannya.
Tanyakan
pada dirimu sendiri apakah selama ini saya telah melakukan tanggung jawab saya
sebagai seorang karyawan dan seorang pegawai dengan sungguh-sungguh atau
bersungut-sungut. Jawablah sendiri, anda pasti tahu jawabannya
Tanyakan pada dirimu sendiri apakah
selama ini sebagai anak sekolah dan guru, saya telah belajar dan mengajar
dengan sungguh-sungguh atau sungut-sungut. Jawablah sendiri, karena jawabannya
anda di hati anda.
Tanyakan
pada dirimu sendiri sebagai seorang istri atau suami, orang tua atau anak,
apakah saya telah mengupayakan kehidupan kepada keluarga saya dengan
bersungguh-sungguh atau sungut-sungut. Jawablah sendiri. Tuhan tahu apa
jawabmu.
Nasehat
ketiga yang mau disampaikan Paulus adalah nasehat
untuk memberi citra yang baik. Maksudnya adalah memberi terang bagi
orang lain (ayat 15).
Hal ini
bersangkutan dengan kehadiran jemaat sebagai saksi Kristus bagi orang lain.
Citra yang baik itu terpancar dari sikap hidup jemaat yang tidak mencari
kepentingan diri sendiri dan, tidak mencari pujian yang sia-sia.
Paulus mensinyalir bahwa ternyata dalam kehidupan bersama
sebagai suatu persekutuan jemaat, terdapat begitu banyak orang Kristen yang
hanya mencari keuntungannya sendiri dan lalu mengorbankan kepentingan orang
lain.
Ada begitu banyak orang
yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pelayanan dengan motivasi agar orang lain
memujinya. Hal ini juga sadar atau tidak berlangsung juga dalam kehidupan
jemaat kita.
Banyak orang yang mau terlibat dalam
berbagai pekerjaan bersama, kalau pekerjaan-pekerjaan itu lebih banyak
menguntungkan dirinya dan dapat memenuhi harapan-harapan dan keinginannya.
Tetapi kalau itu adalah untuk kepentingan umum atau untuk kehidupan banyak
orang, ia lebih suka memilih posisi sebagai penonton dan komentator yang handal
saja.
Banyak orang yang merasa tersinggung
dan kemudian menarik diri dari sebuah persekutuan karena ia merasa kurang
dihargai. Ia sangat senang kalau apa yang dilakukannya itu dipuji-puji orang. Ya anda hebat, ya anda luar biasa,….ia butuh
sanjungan agar ia merasa tersanjung.
Pada hal untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang baik sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan oleh
Kristus, maka mementingkan diri sendiri dan menuntut pujian dari orang lain
adalah hal yang sangat naif.
Coba anda bayangkan kalau Yesus hanya mementingkan diri
sendiri dan menuntut pujian, apakah anda dan saya dapat menikmati anugerah
keselamatan itu ??? Saya kira tidak.
Demikian pula, apakah kita rugi, mulut
kita menjadi sumbing, atau muka kita menjadi rusak kalau, apa yang dikerjakan
itu tidak dipuji orang lain.
Karena itu hendaknya motivasi yang ada
dalam diri kita dalam melaksanakan setiap pekerjaan adalah ; “saya melakukan
pekerjaan ini untuk memuliakan Tuhan”. Jadi Tuhan yang menjadi sasaran kita
adalah Tuhan dimuliakan..
Pada sisi ini pula orang akan terhidar
dari kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik dalam setiap
pekerjaan yang dilakukannya.
Nasehat keempat yang mau disampaikan
Paulus kepada Jemaat di Filipi adalah jemaat harus dijadikan sebagai
pendengar, pemilik dan pemikul Firman Tuhan, sebagai ukuran keberhasilan
pengorbanan Paulus, termasuk kerelaannya untuk terkurung di dalam penjara. Apa maksudnya ???
Maksudnya adalah apabila umat menampilkan suatu kehidupan yang mencerminkan Terang Kristus dalam
kehidupan mereka sehari-hari, agar dapat dilihat oleh orang lain dan lalu mereka memuji Tuhan,
maka pengorbanan Paulus menjadi sangat berarti. Tetapi kalau kehidupan mereka
tidak mencerminkan terang Kristus, maka sia-sialah seluruh pengorbanannya.
Ini tidak
berarti bahwa Paulus menunut jasa atas pekerjaannya. Tetapi Paulus mau mengajak
mereka bahwa setiap pengorbanan yang dilakukan untuk memberitakan tentang
terang keselamatan Kristus harus menampakan buah-buah yang baik, dan bukan
buah-buah yang busuk. Amin.
Oleh :
Pdt. Jan. Z. Matatula, S.Th.
(Ketua Majelis Jemaat GPM Dobo)
Disampaikan dalam kebaktian Minggu di Gereja Bethel–Jemaat GPM Dobo, Klasis P.P.Aru. Tahun 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar