TEKS ; KISAH PARA RASUL 1 ; 6 - 11
Syaloom
!!!
Setelah
kita selama 40 hari merayakan Paskah Kristus, pagi ini kita bersyukur karena
kita diberikan kesempatan untuk merayakan persitiwa kenaikan Tuhan Yesus.
Persitiwa
kenaikan Tuhan Yesus itu sendiri telah menjadi persitiwa penting untuk
disyukuri oleh karena Kenaikan Yesus merupakan bagian dari peristiwa paskah itu
sendiri. Katakanlah dia menjadi satu paket dengan paskah.
Kenapa
? Oleh karena ; Pertama ; Dengan naiknya Yesus ke sorga telah memberikan petunjuk bahwa Yesus telah
menang terhadap berbagai kekuatan yang mematikan dan karena itu Dia
ditinggikan, dimuliakan, dan diagungkan.
Kedua
; Dengan naiknya Yesus ke sorga berarti Yesus telah merampungkan seluruh tugas
penyelamatan yang dipercayakan BapaNya kepadaNya dengan amat baik, sampai
tuntas.
Pertanyaan
kritis kita adalah apa yang diharapkan murid-murid
Yesus setelah Yesus bangkit dan
Apa yang menjadi tugas mereka setelah terangkatNya Yesus
ke sorga ?? Mari kita cari jawabannya
dalam teks kita tadi KPR 1 : 6-11
Perikop
ini diawali dengan suatu pertanyaan yang sangat menarik dari murid-murid Yesus
katanya ; "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan Kerajaan bagi Israel?"
(ayat 8).
Memperhatikan
pertanyaan seperti itu, maka ada dua hal yang mau dikedepankan yaitu ;
Pertama
; Bahwa peristiwa kebangkitan Kristus dimaknai oleh murid-murid Yesus bahkan
pengikut-pengikut Yesus sebagai momentum penuh harapan untuk memperjuangkan
suatu Kerajaan Israel merdeka di bawah kepemimpinan Yesus.
Katakanlah
secara politis mereka mengharapkan agar Yesus mau untuk memperjuangkan Kerajaan
Israel merdeka di Yerusalem dan dengan demikian dapat menghancurkan
Pemerintahan Yunani-Romawi yang sementara menindas mereka.
Sebetulnya harapan untuk memperjuangkan
Kerajaan bagi Israel
itu begitu kuat muncul pada saat Yesus masuk ke Yerusalem menjelang
kematiannya, dan harapan itu pupus ketika Yesus mati di Salib. Dan kini harapan
itu mencuat dengan sangat kuat ketika Yesus bangkit lagi.
Kedua
; Bahwa murid-murid Yesus semakin yakin bahwa Yesus adalah
sungguh-sungguh Mesias, Anak Allah yang hidup.
Hal itu terucap dari sebutan yang dikenakan bagi Yesus yaitulah “TUHAN” (Kurios). Dengan sebutan seperti ini maka ada harapan
besar bagi murid-murid Yesus, bahwa dengan keMahakuasaanNya Yesus mampu untuk
melakukan keinginan-keinginan dan harapan-harapan mereka. Tidak ada yang
mustahil bagi Yesus.
Dari
gambaran seperti ini maka kita berkesimpulan bahwa telah terjadi kesalahpahaman
dalam pengertian murid-murid Yesus terhadap persitiwa kebangkitan dan kenaikan
Yesus ke sorga.
Mereka
memaknainya dari kacamata politik, bukan dari kacamata Iman. Betul,….bahwa
Yesus adalah Allah yang Maha Kuasa dan yang mampu melakukan segala perkara, dan
kalau untuk mendirikan suatu Kerajaan bagi Israel,….. itu hal kecil.
Tetapi
yang mau dilakukan Yesus melalui Peristiwa kebangkitan dan kenaikanNya ke sorga
bukan Cuma untuk memperjuangkan suatu Kerajaan bagi Israel, tetapi ada yang
jauh lebih dashyat dari itu, yaitulah menghadrikan suatu tatanan hidup yang baru.
Suatu tatanan hidup yang didalamnya terjadi keadilan, kebebasan, kemerdekaan
bagi semua manusia.
Bahwa
kekuatan politik kadang telah menghancurkan suatu tatanan hidup masyarakat,
sehingga dimana-mana tidak lagi terjadi ketidakadilan, ketidakbenaran, terjadi
kelaliman, dan seterusnya. Itu yang dirasakan bukan Cuma di Israel tapi oleh
semua manusia. Dan kondisi ini yang harus dipulihkan.
Jadi
kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Sorga menjadi suatu era baru, yaitu era
pemulihan, era restorasi.
Belajar
dari bagian ini maka ada 2 hal yang mau disampaikan ;
Pertama
; Pengakuan akan Yesus sebagai Tuhan menjadi penting bukan Cuma untuk
murid-murid Yesus, tetapi juga untuk kita semua, di tengah-tengah kehidupan
pluralis ini.
Pengakuan
tentang Tuhan di era ini menjadi penting, oleh karena disekeliling kita
tercipta begitu banyak tuhan. Ada orang yang mentuhankan harta dan kekayaan, ada
orang yang mentuhankan jabatan, ada orang yang mentuhankan kedudukan dll. Yesus
tidak lagi penting bagi mereka. Ini salah.
Itu bukan berarti harta tidak
penting, kekayaan tidak penting, jabatan tidak penting, kedudukan tidak
penting, uang tidak penting. Itu penting !
Tetapi
jangan karena semuanya itu kita lupa Tuhan yang sebenarnya. Mestinya kita
menggunakan semua yang kita punya untuk memuliakan Tuhan.
Kedua
; Bahwa kita kini hidup dalam era baru, era pemulihan. Itu
artinya kita harus berjuang untuk menghadirkan kebenaran, keadilan, kejujuran,
damai sejahtera, bukan untuk diri kita sendiri, keluarga kita sendiri, tetapi
utuk setiap manusia.
Karena
itu siapapun kita, dimanapun kita berada setiap orang dipanggil untuk
menghadirkan keadilan dan kebenaran sebagai wujud dari suatu kehidupan yang baru.
Apa
jawaban Yesus terhadap pertanyaan itu ??
Jawaban
Yesus ini sangat diplomatis dan strategis katanya ;
"Engkau tidak perlu mengetahui
masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh
Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.(ayat 7-8)
Jawaban
Yesus ini memberikan indikasi bahwa ;
Pertama
; Allah Bapa mempunyai rencana sendiri dan Ia punya kuasa untuk menyatakanNya.
Karena itu manusia tidak perlu mencampuri urusan Allah. Yang mesti dilakukan
manusia adalah berusaha memahami perbuatan-perbuatan Allah yang besar dalam
hidupnya.
Apa
perbuatan Allah yang besar dalam hidup kita ??? Ketika kita bangun pagi dan
masih menemukan bahwa kita masih bernafas, itu perbuatan besar dan itu bagian
dari rencana Allah. Ketika seharian kita bekerja di kebun, di laut, di Kantor,
dan kita bisa beristirahat di malam hari itu perbuatan Allah yang besar dan itu
bagian dari rencana Allah. Ketika kita berulang tahun itu bagian dari rencana
Allah yang besar bagi kita dll.
Kedua
; Bahwa salah satu rencana strategis Allah yang akan dilakukanNya adalah
memberikan kuasa kepada murid-muridNya. Dan Kuasa itu hadir melalui Pencurahan
Roh Kudus dengan tujuan agar murid-murid Yesus melakukan tugas kesaksian.
Ada
tiga kata kunci disitu ; Kuasa, Roh Kudus dan Menjadi
saksi.
Belajar
dari bagian ini maka firman Tuhan mau bilang buat kita bahwa ;
Pertama
; Allah
yang bangkit itu akan memberikan kuasa bagi semua orang yang percaya kepadanya.
Dalam Yohanes 1 : 12 dikatakan ; “Tetapi semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa”.
Tentunya
yang dimaksudkan disini dengan kuasa, bukanlah kuasa dalam pengertian politik,
untuk menguasai, untuk mengalahkan, untuk menaklukan, untuk merampok, untuk
merampas dll.
Tetapi
kuasa yang dinamis, yang positif, yang mengandung arti ; kekuatan, kemampuan, daya,
dinamika dalam diri murid-murid untuk menjadi saksiNya.
Dan
bahwa kuasa itu tidak bisa diperoleh dengan kekuatan diri, tetapi hanya oleh
kuasa Roh Kudus. Lihatlah Alkitab menceriterakan tentang murid-murid Yesus yang
dengan penuh kuasa Roh Kudus, bukan Cuma bisa bicara dengan berbagai bahasa,
tetapi juga dapat menyembuhkan penyakit, membangkitkan orang mati dstnya. Ini
sesuatu yang hebat. Ini sesuatu yang dasyat. Tetapi ada manusia yang dengan
kuasanya telah melakukan berbagai tindakan kejahatan.
Akhir-akhir
ini, media masa (cetak atau elektronik) melukiskan suatu fenemone yang sangat
ngeri yaitulah penyalahgunaan kuasa. Ada
majikan yang melakukan penyalahgunaan kuasa kepada pembantu rumah tangganya. Ada atasan yang melakukan
penyalahgunaan kuasa terhadap bawahannya. Ada
orang tua melakukan penyalahgunaan kuasa kepada anak-anaknya. Ada suami yang melakukan penyalahgunaan kuasa
kepada istrinya dstnya. Karena itu dalam memperingati peristiwa kenaikan Tuhan
Yesus ke sorga kita diajak untuk memaknai kuasa yang dianugerahkan kepada kita
sebagai kuasa untuk memuliakan Tuhan, dan untuk melayani sesama.
Kedua
: Bahwa dengan kuasa itu setiap orang dipanggil untuk menjadi saksi.
Menjadi
saksi bukanlah pekerjaan yang ringan, bukan pekerjaan yang mudah, bahkan
beresiko sangat tinggi. Suatu saat di Amerika terjadi tingkat kriminal yang
sangat tinggi, walaupun mereka dilengkapi dengan berbagai peralatan yang
canggih untuk menangkap pelaku. Masalahnya terletak dimana, setelah
dicari-cari, ternyata masalah adalah karena tidak ada orang yang mau menjadi
saksi, sebab resikonya mati, keluarga hancur.
Menjadi
saksi artinya mesti menyatakan yang benar, menyatakan yang sesuanggunya
dan karena itu dia mesti melihat
peristiwa itu sendiri. Murid-murid disuruh menjadi saksi oleh karena mereka
mengalami peristiwa-peristiwa dashyat bersama Yesus, dan tugas mereka adalah
harus memberitakannya kepada orang lain. Saksi tidak bisa diam. Di pengadilan
tidak ada saksi yang diam, dia harus bicara. Itulah pekerjaan sebagai saksi.
Karena
itu kalau kita memperingati kenaikan Yesus, maka tugas inipun menjadi tugas
kita. Menjadi saksi tentang Injil Kerajaan Allah itu, bagi setiap orang yang
kita jumpai dalam hidup kita. Menjadi saksi tidak harus semua orang menjadi
Penatua atau Diaken, atau jadi Pendeta, atau koordinator unit dan pengurus
sector.
Tetapi
menjadi ayah yang bertanggung jawab, menjadi istri yang bertanggung jawab,
menjadi orang tua yang bertanggung jawab. Menjadi anak yang bertanggung jawab.
Menjadi pimpinan gereja yang bertanggung jawab, menjadi pemerintah yang
bertanggung jawab, menjadi pekerja-pekerja yang bertanggung jawab, itu adalah
wujud dari menjadi saksi.
Ketika
kita berkata jujur kepada orang-orang yang ada disekitar kita. Ketika kita
menolak berkompromi dengan berbagai perbuatan kejahatan itulah wujud kesaksian
kita.
Seterusnya
dalam teks kita disebutkan bahwa ketika pandangan murid-murid Yesus masih
tertuju keawan yang seolah-olah menelan Yesus dari pandangan mereka, berdirilah
2 orang malaikat Tuhan dan berkata ; “"Hai
orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang
terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama
seperti kamu melihat Dia naik ke sorga. (ayat 11).
Teks
ini memberikan indikasi bagi kita bahwa peristiwa kenaikan Yesus ke sorga
adalah suatu persitiwa historis, bukan suatu peristiwa rekayasa. Bukan suatu
peristiwa bohong, tetapi peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Dan itu
disaksikan oleh para murid Yesus.
Mereka
tidak saja menyaksikan berbagai mujizat yang dilakukan, tidak saja menyaksikan
penderitaan Yesus di Getsemani sampai Golgota, juga tidak saja menyaksikan
kubur yang kosong, tetapi juga Yesus yang terangkat naik. Dan ini adalah suatu
kepastian.
Tidak
suatu kekuatan atau kuasa yang bisa memutarbalikan fakta ini,…tidak bisa. Dari
dulu sampai sekarang, tidak ada yang bisa menghancurkan fakta ini. ( de davinci
code karya Dan Brouwn – yang ingin memutarbalikan fakta Yesus juga tidak bisa)
menghancurkan fakta-fakta ini.
Kenyataan
ini menunjukan kepada kita bahwa hendaknya setiap orang percaya tidak boleh
meragukan berbagai peristiwa iman.
Dan
satu hal yang terpenting adalah kalau kenaikan Kesorga adalah suatu fakta, maka
kehadiran Yesus pada kali yang kedua adalah juga suatu janji yang pasti.
Kalau
demikian halnya, maka tantangan bagi kita sebagai orang-orang yang merayakan
kenaikan Yesus ke sorga, adalah jangan menganggap berita itu sebagai berita
yang hanya menakut-nakutkan,…Tidak. Itu suatu yang pasti.
Sama
pastinya dengan sorga dan neraka itu sungguh-sungguh ada, sebagaimana yang
disaksikan oleh choo Thomas dalam bukunya Heaven is so real “surga itu nyata”.
Yang menceriterakan perjumpaannya dengan Yesus.
Karena
itu marilah kita hidup dalam era pemulihan. Hidup dalam kepastian akan kedatang
Yesus. Amin.
Oleh
;
Pdt.
Jan. Z. Matatula, S.Th.
Sekretaris
Klasis GPM Masohi
(Disampaikan dalam kebaktian Minggu di Gedung Sinar
Kasih–
Jemaat GPM Elpaputih, Klasis GPM Masohi. 01 Mei
2008.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar