HIDUP UNTUK BERSAKSI

HIDUP UNTUK BERSAKSI
Ronella Waitibu

Selasa, 01 Oktober 2013

HARAPAN MURID YESUS DAN TUGAS ORANG KRISTEN MASA KINI.


TEKS  ; KISAH PARA RASUL 1 ; 6 - 11



Syaloom !!!
Setelah kita selama 40 hari merayakan Paskah Kristus, pagi ini kita bersyukur karena kita diberikan kesempatan untuk merayakan persitiwa kenaikan Tuhan Yesus.
Persitiwa kenaikan Tuhan Yesus itu sendiri telah menjadi persitiwa penting untuk disyukuri oleh karena Kenaikan Yesus merupakan bagian dari peristiwa paskah itu sendiri. Katakanlah dia menjadi satu paket dengan paskah.  
Kenapa ? Oleh karena ; Pertama ; Dengan naiknya Yesus ke sorga  telah memberikan petunjuk bahwa Yesus telah menang terhadap berbagai kekuatan yang mematikan dan karena itu Dia ditinggikan, dimuliakan, dan diagungkan.
Kedua ; Dengan naiknya Yesus ke sorga berarti Yesus telah merampungkan seluruh tugas penyelamatan yang dipercayakan BapaNya kepadaNya dengan amat baik, sampai tuntas.
Pertanyaan kritis kita adalah apa yang diharapkan murid-murid Yesus setelah Yesus bangkit  dan Apa yang menjadi tugas mereka setelah terangkatNya Yesus ke sorga ??  Mari kita cari jawabannya dalam teks kita tadi KPR 1 : 6-11

Perikop ini diawali dengan suatu pertanyaan yang sangat menarik dari murid-murid Yesus katanya ; "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan Kerajaan bagi Israel?" (ayat 8).
Memperhatikan pertanyaan seperti itu, maka ada dua hal yang mau dikedepankan yaitu ;

Pertama ; Bahwa peristiwa kebangkitan Kristus dimaknai oleh murid-murid Yesus bahkan pengikut-pengikut Yesus sebagai momentum penuh harapan untuk memperjuangkan suatu Kerajaan Israel merdeka di bawah kepemimpinan Yesus.  
Katakanlah secara politis mereka mengharapkan agar Yesus mau untuk memperjuangkan Kerajaan Israel merdeka di Yerusalem dan dengan demikian dapat menghancurkan Pemerintahan Yunani-Romawi yang sementara menindas mereka.
 Sebetulnya harapan untuk memperjuangkan Kerajaan bagi Israel itu begitu kuat muncul pada saat Yesus masuk ke Yerusalem menjelang kematiannya, dan harapan itu pupus ketika Yesus mati di Salib. Dan kini harapan itu mencuat dengan sangat kuat ketika Yesus bangkit lagi.
Kedua ; Bahwa murid-murid Yesus semakin yakin bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias, Anak Allah yang hidup.  Hal itu terucap dari sebutan yang dikenakan bagi Yesus  yaitulah “TUHAN” (Kurios).  Dengan sebutan seperti ini maka ada harapan besar bagi murid-murid Yesus, bahwa dengan keMahakuasaanNya Yesus mampu untuk melakukan keinginan-keinginan dan harapan-harapan mereka. Tidak ada yang mustahil bagi Yesus.
Dari gambaran seperti ini maka kita berkesimpulan bahwa telah terjadi kesalahpahaman dalam pengertian murid-murid Yesus terhadap persitiwa kebangkitan dan kenaikan Yesus ke sorga.
Mereka memaknainya dari kacamata politik, bukan dari kacamata Iman. Betul,….bahwa Yesus adalah Allah yang Maha Kuasa dan yang mampu melakukan segala perkara, dan kalau untuk mendirikan suatu Kerajaan bagi Israel,….. itu hal kecil.
Tetapi yang mau dilakukan Yesus melalui Peristiwa kebangkitan dan kenaikanNya ke sorga bukan Cuma untuk memperjuangkan suatu Kerajaan bagi Israel, tetapi ada yang jauh lebih dashyat dari itu, yaitulah menghadrikan suatu tatanan hidup yang baru. Suatu tatanan hidup yang didalamnya terjadi keadilan, kebebasan, kemerdekaan bagi semua manusia.
Bahwa kekuatan politik kadang telah menghancurkan suatu tatanan hidup masyarakat, sehingga dimana-mana tidak lagi terjadi ketidakadilan, ketidakbenaran, terjadi kelaliman, dan seterusnya. Itu yang dirasakan bukan Cuma di Israel tapi oleh semua manusia. Dan kondisi ini yang harus dipulihkan.
Jadi kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Sorga menjadi suatu era baru, yaitu era pemulihan, era restorasi.

Belajar dari bagian ini maka ada 2 hal yang mau disampaikan ;
Pertama ; Pengakuan akan Yesus sebagai Tuhan menjadi penting bukan Cuma untuk murid-murid Yesus, tetapi juga untuk kita semua, di tengah-tengah kehidupan pluralis ini.
Pengakuan tentang Tuhan di era ini menjadi penting, oleh karena disekeliling kita tercipta begitu banyak tuhan. Ada orang yang mentuhankan harta dan kekayaan, ada orang yang mentuhankan jabatan, ada orang yang mentuhankan kedudukan dll. Yesus tidak lagi penting bagi mereka. Ini salah.
            Itu bukan berarti harta tidak penting, kekayaan tidak penting, jabatan tidak penting, kedudukan tidak penting, uang tidak penting. Itu penting !
Tetapi jangan karena semuanya itu kita lupa Tuhan yang sebenarnya. Mestinya kita menggunakan semua yang kita punya untuk memuliakan Tuhan.

Kedua ; Bahwa kita kini hidup dalam era baru, era pemulihan. Itu artinya kita harus berjuang untuk menghadirkan kebenaran, keadilan, kejujuran, damai sejahtera, bukan untuk diri kita sendiri, keluarga kita sendiri, tetapi utuk setiap manusia.
Karena itu siapapun kita, dimanapun kita berada setiap orang dipanggil untuk menghadirkan keadilan dan kebenaran sebagai wujud dari suatu kehidupan yang baru.

Apa jawaban Yesus terhadap pertanyaan itu ??
Jawaban Yesus ini sangat diplomatis dan strategis katanya ;
"Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.  Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.(ayat 7-8)

Jawaban Yesus ini memberikan indikasi bahwa ;  
Pertama ; Allah Bapa mempunyai rencana sendiri dan Ia punya kuasa untuk menyatakanNya. Karena itu manusia tidak perlu mencampuri urusan Allah. Yang mesti dilakukan manusia adalah berusaha memahami perbuatan-perbuatan Allah yang besar dalam hidupnya.
Apa perbuatan Allah yang besar dalam hidup kita ??? Ketika kita bangun pagi dan masih menemukan bahwa kita masih bernafas, itu perbuatan besar dan itu bagian dari rencana Allah. Ketika seharian kita bekerja di kebun, di laut, di Kantor, dan kita bisa beristirahat di malam hari itu perbuatan Allah yang besar dan itu bagian dari rencana Allah. Ketika kita berulang tahun itu bagian dari rencana Allah yang besar bagi kita dll.

Kedua ; Bahwa salah satu rencana strategis Allah yang akan dilakukanNya adalah memberikan kuasa kepada murid-muridNya. Dan Kuasa itu hadir melalui Pencurahan Roh Kudus dengan tujuan agar murid-murid Yesus melakukan tugas kesaksian.
Ada tiga kata kunci disitu ; Kuasa, Roh Kudus dan Menjadi saksi.
Belajar dari bagian ini maka firman Tuhan mau bilang buat kita bahwa ;

Pertama ; Allah yang bangkit itu akan memberikan kuasa bagi semua orang yang percaya kepadanya. Dalam Yohanes 1 : 12 dikatakan ; “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa”.
Tentunya yang dimaksudkan disini dengan kuasa, bukanlah kuasa dalam pengertian politik, untuk menguasai, untuk mengalahkan, untuk menaklukan, untuk merampok, untuk merampas dll.
Tetapi kuasa yang dinamis, yang positif, yang mengandung arti ; kekuatan, kemampuan, daya, dinamika dalam diri murid-murid untuk menjadi saksiNya.
Dan bahwa kuasa itu tidak bisa diperoleh dengan kekuatan diri, tetapi hanya oleh kuasa Roh Kudus. Lihatlah Alkitab menceriterakan tentang murid-murid Yesus yang dengan penuh kuasa Roh Kudus, bukan Cuma bisa bicara dengan berbagai bahasa, tetapi juga dapat menyembuhkan penyakit, membangkitkan orang mati dstnya. Ini sesuatu yang hebat. Ini sesuatu yang dasyat. Tetapi ada manusia yang dengan kuasanya telah melakukan berbagai tindakan kejahatan.
Akhir-akhir ini, media masa (cetak atau elektronik) melukiskan suatu fenemone yang sangat ngeri yaitulah penyalahgunaan kuasa. Ada majikan yang melakukan penyalahgunaan kuasa kepada pembantu rumah tangganya. Ada atasan yang melakukan penyalahgunaan kuasa terhadap bawahannya. Ada orang tua melakukan penyalahgunaan kuasa kepada anak-anaknya. Ada suami yang melakukan penyalahgunaan kuasa kepada istrinya dstnya. Karena itu dalam memperingati peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga kita diajak untuk memaknai kuasa yang dianugerahkan kepada kita sebagai kuasa untuk memuliakan Tuhan, dan untuk melayani sesama.

Kedua : Bahwa dengan kuasa itu setiap orang dipanggil untuk menjadi saksi.
Menjadi saksi bukanlah pekerjaan yang ringan, bukan pekerjaan yang mudah, bahkan beresiko sangat tinggi. Suatu saat di Amerika terjadi tingkat kriminal yang sangat tinggi, walaupun mereka dilengkapi dengan berbagai peralatan yang canggih untuk menangkap pelaku. Masalahnya terletak dimana, setelah dicari-cari, ternyata masalah adalah karena tidak ada orang yang mau menjadi saksi, sebab resikonya mati, keluarga hancur.
Menjadi saksi artinya mesti menyatakan yang benar, menyatakan yang sesuanggunya dan  karena itu dia mesti melihat peristiwa itu sendiri. Murid-murid disuruh menjadi saksi oleh karena mereka mengalami peristiwa-peristiwa dashyat bersama Yesus, dan tugas mereka adalah harus memberitakannya kepada orang lain. Saksi tidak bisa diam. Di pengadilan tidak ada saksi yang diam, dia harus bicara. Itulah pekerjaan sebagai saksi.
Karena itu kalau kita memperingati kenaikan Yesus, maka tugas inipun menjadi tugas kita. Menjadi saksi tentang Injil Kerajaan Allah itu, bagi setiap orang yang kita jumpai dalam hidup kita. Menjadi saksi tidak harus semua orang menjadi Penatua atau Diaken, atau jadi Pendeta, atau koordinator unit dan pengurus sector.
Tetapi menjadi ayah yang bertanggung jawab, menjadi istri yang bertanggung jawab, menjadi orang tua yang bertanggung jawab. Menjadi anak yang bertanggung jawab. Menjadi pimpinan gereja yang bertanggung jawab, menjadi pemerintah yang bertanggung jawab, menjadi pekerja-pekerja yang bertanggung jawab, itu adalah wujud dari menjadi saksi.
Ketika kita berkata jujur kepada orang-orang yang ada disekitar kita. Ketika kita menolak berkompromi dengan berbagai perbuatan kejahatan itulah wujud kesaksian kita.

Seterusnya dalam teks kita disebutkan bahwa ketika pandangan murid-murid Yesus masih tertuju keawan yang seolah-olah menelan Yesus dari pandangan mereka, berdirilah 2 orang malaikat Tuhan dan berkata ; “"Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga. (ayat 11).
Teks ini memberikan indikasi bagi kita bahwa peristiwa kenaikan Yesus ke sorga adalah suatu persitiwa historis, bukan suatu peristiwa rekayasa. Bukan suatu peristiwa bohong, tetapi peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Dan itu disaksikan oleh para murid Yesus.
Mereka tidak saja menyaksikan berbagai mujizat yang dilakukan, tidak saja menyaksikan penderitaan Yesus di Getsemani sampai Golgota, juga tidak saja menyaksikan kubur yang kosong, tetapi juga Yesus yang terangkat naik. Dan ini adalah suatu kepastian.
Tidak suatu kekuatan atau kuasa yang bisa memutarbalikan fakta ini,…tidak bisa. Dari dulu sampai sekarang, tidak ada yang bisa menghancurkan fakta ini. ( de davinci code karya Dan Brouwn – yang ingin memutarbalikan fakta Yesus juga tidak bisa) menghancurkan fakta-fakta ini.
Kenyataan ini menunjukan kepada kita bahwa hendaknya setiap orang percaya tidak boleh meragukan berbagai peristiwa iman.
Dan satu hal yang terpenting adalah kalau kenaikan Kesorga adalah suatu fakta, maka kehadiran Yesus pada kali yang kedua adalah juga suatu janji yang pasti.
Kalau demikian halnya, maka tantangan bagi kita sebagai orang-orang yang merayakan kenaikan Yesus ke sorga, adalah jangan menganggap berita itu sebagai berita yang hanya menakut-nakutkan,…Tidak. Itu suatu yang pasti.
Sama pastinya dengan sorga dan neraka itu sungguh-sungguh ada, sebagaimana yang disaksikan oleh choo Thomas dalam bukunya Heaven is so real “surga itu nyata”. Yang menceriterakan perjumpaannya dengan Yesus.
Karena itu marilah kita hidup dalam era pemulihan. Hidup dalam kepastian akan kedatang Yesus. Amin.

Oleh ;
Pdt. Jan. Z. Matatula, S.Th.
Sekretaris Klasis GPM Masohi
(Disampaikan dalam kebaktian Minggu di Gedung Sinar Kasih–
Jemaat GPM Elpaputih, Klasis GPM Masohi. 01 Mei 2008.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar