TEKS : Kejadian 1 ; 26 -31
Syaloom !!!
Kita patut
bersyukur kepada Tuhan Yesus, oleh karena atas kasih dan rahmatNya, kita telah
diberikan kesempatan untuk melakukan perjalanan sampai dipenghujung bulan Mei
2008. Dan hari ini, adalah hari pertama kita akan melangkah memasuki bulan Juni 2008.
Kita semua tentunya
berada pada pengharapan yang sama bahwa kita akan dapat melangkah dengan pasti
memasuki bulan Juni ini dengan sukacita dalam kasih dan rahmat Tuhan pula. Nah,
untuk menuntun kita melakukan perjalanan di bulan Juni 2008 ini, kita diajak
untuk belajar dari firman Tuhan Kejadian 1 ; 26 – 31, dalam sorotan Tema ; “
Persekutuan Yang Saling Membangun”.
Kalau kita
memperhatikan tema ini dengan saksama, maka pertanyaan kritis yang muncul
adalah ;
(1). Ada apa dengan persekutuan
kita sehingga dibutuhkan sikap saling membangun ??
(2). Kemudian persekutuan
yang mana yang akan dibangun ??
Menjawab pertanyaan
ini, maka kita harus melihatnya pada lingkungan dimana kita ada dan
beraktivitas.
Bahwa kalau kita bicara
tentang persekutuan, maka persekutuan itu punya cakupan yang sangat luas. Mulai
dari persekutuan sebagai suami istri, persektuan sebagai orang tua dan
anak-anak, persekutuan yang melibatkan saudara-bersaudara, persekutuan antar
tetangga, persekutuan unit, sector, jemaat, persekutuan sebagai negeri, sebagai
bangsa dan seterusnya.
Kenyataan
membuktikan bahwa banyak persekutuan yang disebutkan tadi sedang mengalami
krisis hidup. Yang dimaksudkan dengan
krisis hidup disini adalah ada begitu banyak persekutuan yang tidak
mencerminkan kehidupan yang rukun, (pada hal hidup rukun itu adalah cerminan
dari sebuah persekutuan yang baik).
Ada banyak
persekutuan yang tidak mencerminkan kehidupan yang damai, (pada hal suasana
kedamaian sangat diharapkan dalam suatu persekutuan hidup).
Ada banyak
persekutuan yang tidak mencerminkan kehidupan yang bersukacita. Malah
sebaliknya ada banyak persekutuan yang berada dalam pertikaian, perselisihan,
dendam bahkan ada persekutuan yang berada di ambang kehancuran.
Kalau ditanyakan
apa yang menjadi penyebab terjadinya krisis dalam persekutuan itu, pasti kita
akan menemukan jawaban yang beragam. Tetapi satu hal yang perlu digaris bawahi
adalah krisis itu terjadi karena masing-masing orang hanya memperhatikan
dirinya sendiri, kepentingannya sendiri, idial-idialnya sendiri dan lalu
mengabaikan kepentingan orang lain yang adalah bagian dari persekutuan itu.
Banyak orang yang hanya mau membangun hidupnya sendiri, keluarganya sendiri dan
lalu mengabaikan kehidupan orang lain, bahkan menindas orang lain.
Menyadari akan
kondisi ini maka memiliki sikap yang saling membangun menjadi hal penting untuk dihayati
oleh setiap orang yang berada dalam persekutuan itu.
Teks Alkitab ini
menegaskan beberapa pikiran yang patut kita renungkan ;
Hal pertama; bahwa
Manusia, baik laki-laki maupun perempuan dijadikan oleh Allah.
Tegasnya dikatakan
: “Baiklah kita menjadikan manusia,…. Maka Allah menciptakan manusia
itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya” (ayat 26-27).
Pernyataan ini menegaskan
kepada kita beberapa hal antara lain ;
1.
Bahwa manusia itu ada, bukan karena proses evolusi sebagaimana yang
diajarkan oleh Darwin melalui teori evolusinya, tetapi adalah hasil karya
Allah yang luar biasa hebat dan dashyat.
Suatu
ketika Darwin
muncul dengan teori evolusinya yang telah berpengaruh besar bagi kehidupan manusia
ketika ia berpendapat bahwa alam semesta, termasuk manusia terjadi sebagai
akibat dari hasil rekayasa naturalis. Artinya alam semesta ini terjadi
sebagai akibat dari suatu persitiwa kebetulan yang terjadi berbiliun-biliun
tahun. Bahkan manusia terjadi sebagai suatu proses perkembangan dari hewan
sejenis “homo erectus”
Teori
seperti ini telah menolak adanya Tuhan (sang Illahi) yang hadir sebagai Pencipta semesta.
Namun sayang teori ini tetap tak bisa dibuktikan secara ilmiah, dan tidak bisa
membantah kenyataan bahwa Tuhan Allah adalah pencipta semesta termasuk manusia.
Kenyaataan
ini hendaknya mendorong setiap orang
percaya untuk tetap berada dalam Pengakuan Iman, kredo Iman bahwa Tuhan Allah
yang menghadirkan diri dalam Kristus Yesus itu adalah Sang Pencipta alam
semesta dan manusia. Dialah Tuhan yang perkasa. Dialah Tuhan yang Agung. Dari
dulu sampai sekarang Dia tetap Tuhan dan tidak ada yang lain.
Hal senada
disampaikan dengan lantang oleh Daud Raja Israel katanya ; “Sebelum gunung-gunung dilahirkan,
dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya
Engkaulah Allah. (Mazmur 90;2)
Pengakuan
seperti ini pada satu pihak akan membuat orang percaya menyadari dirinya
sebagai orang yang lemah dan tidak berdaya dihadapan Tuhan, dan pada pihak yang
lain orang percaya akan selalu mengakui kebesaran dan keagungan Tuhan dalam
proses hidup yang dijalaninya. Ini semua akan membuatnya tidak sombong dan
angkuh dihadapan sang penciptaNya.
Katakanlah
manusia siapapun dia, sehebat apapun dia, seperkasa apapun dia, dia tetap
adalah manusia dan tidak bisa dibandingkan dengan Allah.
Disini
setiap orang percaya diminta untuk menggantungkan seluruh kehidupannya di bawah
kehendak dan tuntunan Tuhan dan bukan melakukan segala hal sesuai dengan
kehendaknya sendiri. Justru akibat dari melakukan segala sesuatu sesuai dengan
kehendaknya sendiri, maka persekutuan hidup itu menjadi hancur.
2.
Bahwa Allah menggunakan metode yang berbeda dalam
proses penciptaan manusia dibandingkan dengan ciptaan yang lain. Kalau cakrawala,
kalau bulan, kalau terang, kalau burung diudara dan ikan dilaut terjadi hanya
dengan firmanNya, tetapi untuk menjadikan manusia Allah membentuknya dengan
tanganNya sendiri. Jelasnya dikatakan ; “TUHAN
Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke
dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Pernyataan ini menegaskan kepada kita bahwa oleh Allah
manusia diberikan status yang istimewa dibandingkan
dengan ciptaan Allah yang lain. Status Istimewa itu kemudian diungkapkan dalam
pernyataan “segambar dan serupa dengan Allah Pernyataan ini menegaskan
bahwa;
a)
Manusia memiliki kesamaan moral dengan Allah, karena manusia itu
tidak berdosa dan kudus pada mulanya. Hal ini akan mendorong setiap orang untuk
berada dalam suatu suasana hidup yang kudus. Dia harus membangun persekutuan
hidupnya sebagai persekutuan hidup yang kudus. Orang-orang yang hidup dalam
persekutuan itu dituntut untuk saling mendorong dalam rangka menghadirkan
kehidupan yang kudus. Persekutuan hidup itu akan menampilkan ciri hidup yang
punya moral, punya etika, yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
tidak baik. Mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Binatang tidak punya moral. Dia hantam ikut seleranya sendiri.
b)
Manusia memiliki hikmat, manusia memiliki hati yang mengasihi
dan kehendak untuk melakukan yang benar sesuai kehendak Allah (bd. Efesus 4:24).
Bahwa dengan
hikmat, dengan hati yang mengasihi maka manusia akan dengan bijak bersikap
kritis dalam menyikapi berbagai hal dan berusaha menyelesaikannya dengan cinta
kasih.
Semuanya yang disebutkan di atas, akan sangat membantu
untuk menghadirkan suatu persekutuan hidup yang saling membangun, baik di
tengah-tengah persekutuan keluarga, jemaat dan masyarakat.
3.
Bahwa
ketika Allah menciptakan manusia itu sebagai laki-laki dan perempuan, maka
keduanya memiliki kesejajaran, kesamaderajatan dihadapan Tuhan.
Mereka hanya berbeda jenis kelamin. Yang satu laki-laki dan yang satu
perempuan. Dan keduanya saling tergantung satu dengan yang lain.
Kalau
dikemudian hari terjadi Laki-laki lebih berkuasa atas perempuan, maka itu
adalah hasil rekonstruksi social. Artinya ada budaya tertentu yang menganut
paham patrinial, yang menganggap laki-laki lebih hebat dari perempuan.
Perempuan dilihat sebagai makhluk yang lemah dan tidak berdaya. Ini salah.
Karena itu tanggung jawab kita sebagai orang-orang Kristen yang berada dalam
suatu persekutuan itu adalah memberikan tempat yang sejajar bagi kaum perempuan
dalam beraktifitas di tengah gereja dan masyarakat.
Hal
ini penting dilakukan oleh karena dalam realita kehidupan kita perlakukan
terhadap perempuan secara semena-mena terjadi dimana-mana. Berbagai tindakan
kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga dll.
Semua
hal ini sangat tidak membantu hadirnya suatu persekutuan hidup yang baik.
Tetapi ketika orang memahami bahwa bahwa baik laki-laki dan perempuan di
ciptakan oleh Allah sebagai pribadi-pribadi yang unik dan saling tergantung,
maka mereka didorong untuk menghadirkan suatu persekutuan hidup yang saling
membangun.
Hal kedua yang mau disampaikan
firman ini bagi kita adalah ; Manusia bertanggung Jawab untuk mengelola
berbagai potensi yang ada disekitarnya untuk kemuliaan Tuhan.
Dalam ayat 28 disebutkan ; "Beranakcuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi."
Pernyataan ini
menegaskan kepada kita beberapa hal ;
1.
Bahwa
Tuhan memerintahkan setiap orang untuk berkeluarga. Tuhan menghendaki setiap
orang untuk memperoleh suami, istri dan anak-anak. Tetapi ini tentunya
dilakukan secara sah artinya sesuai dengan ajaran gereja, sesuai dengan firman
Tuhan. Ini penting dinyatakan oleh karena banyak orang tidak lagi memikirkan
dan memperhitungkan pernikahan kudus itu sebagai sesuatu yang penting. Ini
salah.
Sejalan
dengan itu kita tidak saja disuruh untuk punya anak, tetapi bertanggung jawab
untuk tidak menerlantarkan anak-anak yang kita lahirkan.
2.
Bahwa
maksud Tuhan menjadikan manusia adalah untuk menatalayani alam ciptaanNya. Ia
harus menaklukan alam ada disekitarnya untuk kehidupannya. Ia harus menguasai alam
ini, dan bukan sebaliknya alam menguasainya dan ia ditaklukan oleh alam.
Kenyataan ini mendorong manusia untuk menggunakan potensi dirinya, hikmatnya,
kecerdasannya, kekuatannya untuk dapat mengelola alam semesta ini bagi
kepentingan hidup dan masa depannya. Jangan ia menjadi malas tetapi harus
menjadi pekerja keras. Tetapi proses ini mesti dilakukan dalam suatu
persekutuan yang saling mengasihi dan menghargai. Dalam persekutuan yang saling
peduli dan mencintai. Bukan untuk saling menghancurkan. Proses ini harus
dilakukan dalam kesadaran terhadap kesimbangan dengan alam sekitar. Hal ini
penting untuk dilakukan di zaman sekarang ini. Oleh karena banyak orang dengan
dalih ingin melakukan perintah Tuhan, telah menghancurkan alam dan sekitarnya
untuk kehidupan dirinya sendiri. Contoh ; orang menggunakan potas sianida untuk
cari ikan. Penebangan kayu yang tidak ramah lingkungan dll.
Hal Ketiga ; yang mau
disampaikan firman Tuhan kepada kita adalah ; Allah menyediakan jaminan masa
depan bagi orang percaya.
Disebutkan
dalam teks kita ; “"Lihatlah,
Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
Pernyataan ini
menegaskan kepada kita bahwa Allah tidak pernah membiarkan kita kelaparan.
Allah tidak pernah membiarkan kita berada dalam ketidakpastian ekonomi. Allah
menjamin masa depan kita.
Saat ini dengan
naiknya harga BBM, akan sangat berpengaruh terhadap berbagai kebutuhan pokok
masyarakat. Transportasi yang mahal dll. Ini ini semua tentunya akan sangat
berpengaruh bagi kehidupan iman kita. Mungkin saja orang akan mengeluh, mungkin
saja orang berada dalam kebimbangan dan keputusasaan. Tapi satu hal yang harus
diingat oleh kita semua adalah Allah dalam Kristus Yesus tetap memberikan
jaminan kehidupan bagi kita, bagi persekutuan kita. Soalnya adalah apakah kita
mau mengakuinya sebagai satu-satunya Tuhan dan berjalan sesuai kehendakNya
ataukah tidak. Silahkan saudara-saudara menjawabnya, dan selamat memasuki bulan
Juni 2008. amin.
Oleh :
Pdt. Jan. Z.
Matatula,S.Th.
(Sekretaris Klasis
GPM Masohi).
(Disampaikan dalam kebaktian Minggu di Gedung
Gereja Bethesda Jemaat GPM Masohi,
Klasis Masohi. Tanggal 1 Juni 2008.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar