HIDUP UNTUK BERSAKSI

HIDUP UNTUK BERSAKSI
Ronella Waitibu

Selasa, 01 Oktober 2013

PERSEKUTUAN YANG SALING MEMBANGUN



TEKS : Kejadian 1 ; 26 -31


                                                   Syaloom !!!
Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yesus, oleh karena atas kasih dan rahmatNya, kita telah diberikan kesempatan untuk melakukan perjalanan sampai dipenghujung bulan Mei 2008. Dan hari ini, adalah hari pertama kita akan melangkah memasuki bulan  Juni 2008.
Kita semua tentunya berada pada pengharapan yang sama bahwa kita akan dapat melangkah dengan pasti memasuki bulan Juni ini dengan sukacita dalam kasih dan rahmat Tuhan pula. Nah, untuk menuntun kita melakukan perjalanan di bulan Juni 2008 ini, kita diajak untuk belajar dari firman Tuhan Kejadian 1 ; 26 – 31, dalam sorotan Tema ;  “ Persekutuan Yang Saling Membangun”.

Kalau kita memperhatikan tema ini dengan saksama, maka pertanyaan kritis yang muncul adalah ;
(1). Ada apa dengan persekutuan kita sehingga dibutuhkan sikap saling membangun ??
(2). Kemudian persekutuan yang mana yang akan dibangun ??
Menjawab pertanyaan ini, maka kita harus melihatnya pada lingkungan dimana kita ada dan beraktivitas.
Bahwa kalau kita bicara tentang persekutuan, maka persekutuan itu punya cakupan yang sangat luas. Mulai dari persekutuan sebagai suami istri, persektuan sebagai orang tua dan anak-anak, persekutuan yang melibatkan saudara-bersaudara, persekutuan antar tetangga, persekutuan unit, sector, jemaat, persekutuan sebagai negeri, sebagai bangsa dan seterusnya.
Kenyataan membuktikan bahwa banyak persekutuan yang disebutkan tadi sedang mengalami krisis hidup.  Yang dimaksudkan dengan krisis hidup disini adalah ada begitu banyak persekutuan yang tidak mencerminkan kehidupan yang rukun, (pada hal hidup rukun itu adalah cerminan dari sebuah persekutuan yang baik).
Ada banyak persekutuan yang tidak mencerminkan kehidupan yang damai, (pada hal suasana kedamaian sangat diharapkan dalam suatu persekutuan hidup).
Ada banyak persekutuan yang tidak mencerminkan kehidupan yang bersukacita. Malah sebaliknya ada banyak persekutuan yang berada dalam pertikaian, perselisihan, dendam bahkan ada persekutuan yang berada di ambang kehancuran.
Kalau ditanyakan apa yang menjadi penyebab terjadinya krisis dalam persekutuan itu, pasti kita akan menemukan jawaban yang beragam. Tetapi satu hal yang perlu digaris bawahi adalah krisis itu terjadi karena masing-masing orang hanya memperhatikan dirinya sendiri, kepentingannya sendiri, idial-idialnya sendiri dan lalu mengabaikan kepentingan orang lain yang adalah bagian dari persekutuan itu. Banyak orang yang hanya mau membangun hidupnya sendiri, keluarganya sendiri dan lalu mengabaikan kehidupan orang lain, bahkan menindas orang lain.
Menyadari akan kondisi ini maka memiliki sikap yang saling membangun menjadi hal penting untuk dihayati oleh setiap orang yang berada dalam persekutuan itu.
Teks Alkitab ini menegaskan beberapa pikiran yang patut kita renungkan ;
Hal pertama; bahwa Manusia, baik laki-laki maupun perempuan  dijadikan oleh Allah.
Tegasnya dikatakan : Baiklah kita menjadikan manusia,…. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya (ayat 26-27).

Pernyataan ini menegaskan kepada kita beberapa hal antara lain ;
1.    Bahwa manusia itu ada, bukan karena proses evolusi sebagaimana yang diajarkan oleh Darwin melalui teori evolusinya, tetapi adalah hasil karya Allah yang luar biasa hebat dan dashyat.
Suatu ketika Darwin muncul dengan teori evolusinya yang telah berpengaruh besar bagi kehidupan manusia ketika ia berpendapat bahwa alam semesta, termasuk manusia terjadi sebagai akibat dari hasil rekayasa naturalis. Artinya alam semesta ini terjadi sebagai akibat dari suatu persitiwa kebetulan yang terjadi berbiliun-biliun tahun. Bahkan manusia terjadi sebagai suatu proses perkembangan dari hewan sejenis “homo erectus”
Teori seperti ini telah menolak adanya Tuhan (sang Illahi) yang hadir sebagai Pencipta semesta. Namun sayang teori ini tetap tak bisa dibuktikan secara ilmiah, dan tidak bisa membantah kenyataan bahwa Tuhan Allah adalah pencipta semesta termasuk manusia.
Kenyaataan ini hendaknya  mendorong setiap orang percaya untuk tetap berada dalam Pengakuan Iman, kredo Iman bahwa Tuhan Allah yang menghadirkan diri dalam Kristus Yesus itu adalah Sang Pencipta alam semesta dan manusia. Dialah Tuhan yang perkasa. Dialah Tuhan yang Agung. Dari dulu sampai sekarang Dia tetap Tuhan dan tidak ada yang lain.
Hal senada disampaikan dengan lantang oleh Daud Raja Israel katanya ; “Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah. (Mazmur 90;2)
Pengakuan seperti ini pada satu pihak akan membuat orang percaya menyadari dirinya sebagai orang yang lemah dan tidak berdaya dihadapan Tuhan, dan pada pihak yang lain orang percaya akan selalu mengakui kebesaran dan keagungan Tuhan dalam proses hidup yang dijalaninya. Ini semua akan membuatnya tidak sombong dan angkuh dihadapan sang penciptaNya.
Katakanlah manusia siapapun dia, sehebat apapun dia, seperkasa apapun dia, dia tetap adalah manusia dan tidak bisa dibandingkan dengan Allah.
Disini setiap orang percaya diminta untuk menggantungkan seluruh kehidupannya di bawah kehendak dan tuntunan Tuhan dan bukan melakukan segala hal sesuai dengan kehendaknya sendiri. Justru akibat dari melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri, maka persekutuan hidup itu menjadi hancur.

2.   Bahwa Allah menggunakan metode yang berbeda dalam proses penciptaan manusia dibandingkan dengan ciptaan yang lain. Kalau cakrawala, kalau bulan, kalau terang, kalau burung diudara dan ikan dilaut terjadi hanya dengan firmanNya, tetapi untuk menjadikan manusia Allah membentuknya dengan tanganNya sendiri. Jelasnya dikatakan ; “TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. 
Pernyataan ini menegaskan kepada kita bahwa oleh Allah manusia diberikan status yang istimewa dibandingkan dengan ciptaan Allah yang lain. Status Istimewa itu kemudian diungkapkan dalam pernyataan “segambar dan serupa dengan Allah Pernyataan ini menegaskan bahwa;
a)      Manusia memiliki kesamaan moral dengan Allah, karena manusia itu tidak berdosa dan kudus pada mulanya. Hal ini akan mendorong setiap orang untuk berada dalam suatu suasana hidup yang kudus. Dia harus membangun persekutuan hidupnya sebagai persekutuan hidup yang kudus. Orang-orang yang hidup dalam persekutuan itu dituntut untuk saling mendorong dalam rangka menghadirkan kehidupan yang kudus. Persekutuan hidup itu akan menampilkan ciri hidup yang punya moral, punya etika, yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Binatang tidak punya moral. Dia hantam ikut seleranya sendiri.
b)     Manusia memiliki hikmat, manusia memiliki hati yang mengasihi dan kehendak untuk melakukan yang benar sesuai kehendak Allah (bd. Efesus 4:24).
Bahwa dengan hikmat, dengan hati yang mengasihi maka manusia akan dengan bijak bersikap kritis dalam menyikapi berbagai hal dan berusaha menyelesaikannya dengan cinta kasih.
Semuanya yang disebutkan di atas, akan sangat membantu untuk menghadirkan suatu persekutuan hidup yang saling membangun, baik di tengah-tengah persekutuan keluarga, jemaat dan masyarakat.

3.   Bahwa ketika Allah menciptakan manusia itu sebagai laki-laki dan perempuan, maka keduanya memiliki kesejajaran, kesamaderajatan dihadapan Tuhan. Mereka hanya berbeda jenis kelamin. Yang satu laki-laki dan yang satu perempuan. Dan keduanya saling tergantung satu dengan yang lain.
Kalau dikemudian hari terjadi Laki-laki lebih berkuasa atas perempuan, maka itu adalah hasil rekonstruksi social. Artinya ada budaya tertentu yang menganut paham patrinial, yang menganggap laki-laki lebih hebat dari perempuan. Perempuan dilihat sebagai makhluk yang lemah dan tidak berdaya. Ini salah. Karena itu tanggung jawab kita sebagai orang-orang Kristen yang berada dalam suatu persekutuan itu adalah memberikan tempat yang sejajar bagi kaum perempuan dalam beraktifitas di tengah gereja dan masyarakat.
Hal ini penting dilakukan oleh karena dalam realita kehidupan kita perlakukan terhadap perempuan secara semena-mena terjadi dimana-mana. Berbagai tindakan kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga dll.
Semua hal ini sangat tidak membantu hadirnya suatu persekutuan hidup yang baik. Tetapi ketika orang memahami bahwa bahwa baik laki-laki dan perempuan di ciptakan oleh Allah sebagai pribadi-pribadi yang unik dan saling tergantung, maka mereka didorong untuk menghadirkan suatu persekutuan hidup yang saling membangun.

Hal kedua yang mau disampaikan firman ini bagi kita adalah ; Manusia bertanggung Jawab untuk mengelola berbagai potensi yang ada disekitarnya untuk kemuliaan Tuhan.

Dalam ayat 28 disebutkan ; "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Pernyataan ini menegaskan kepada kita beberapa hal ;
1.     Bahwa Tuhan memerintahkan setiap orang untuk berkeluarga. Tuhan menghendaki setiap orang untuk memperoleh suami, istri dan anak-anak. Tetapi ini tentunya dilakukan secara sah artinya sesuai dengan ajaran gereja, sesuai dengan firman Tuhan. Ini penting dinyatakan oleh karena banyak orang tidak lagi memikirkan dan memperhitungkan pernikahan kudus itu sebagai sesuatu yang penting. Ini salah.
Sejalan dengan itu kita tidak saja disuruh untuk punya anak, tetapi bertanggung jawab untuk tidak menerlantarkan anak-anak yang kita lahirkan.
2.     Bahwa maksud Tuhan menjadikan manusia adalah untuk menatalayani alam ciptaanNya. Ia harus menaklukan alam ada disekitarnya untuk kehidupannya. Ia harus menguasai alam ini, dan bukan sebaliknya alam menguasainya dan ia ditaklukan oleh alam. Kenyataan ini mendorong manusia untuk menggunakan potensi dirinya, hikmatnya, kecerdasannya, kekuatannya untuk dapat mengelola alam semesta ini bagi kepentingan hidup dan masa depannya. Jangan ia menjadi malas tetapi harus menjadi pekerja keras. Tetapi proses ini mesti dilakukan dalam suatu persekutuan yang saling mengasihi dan menghargai. Dalam persekutuan yang saling peduli dan mencintai. Bukan untuk saling menghancurkan. Proses ini harus dilakukan dalam kesadaran terhadap kesimbangan dengan alam sekitar. Hal ini penting untuk dilakukan di zaman sekarang ini. Oleh karena banyak orang dengan dalih ingin melakukan perintah Tuhan, telah menghancurkan alam dan sekitarnya untuk kehidupan dirinya sendiri. Contoh ; orang menggunakan potas sianida untuk cari ikan. Penebangan kayu yang tidak ramah lingkungan dll.

Hal Ketiga ; yang mau disampaikan firman Tuhan kepada kita adalah ; Allah menyediakan jaminan masa depan bagi orang percaya.

Disebutkan dalam teks kita ; "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.

Pernyataan ini menegaskan kepada kita bahwa Allah tidak pernah membiarkan kita kelaparan. Allah tidak pernah membiarkan kita berada dalam ketidakpastian ekonomi. Allah menjamin masa depan kita.
Saat ini dengan naiknya harga BBM, akan sangat berpengaruh terhadap berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Transportasi yang mahal dll. Ini ini semua tentunya akan sangat berpengaruh bagi kehidupan iman kita. Mungkin saja orang akan mengeluh, mungkin saja orang berada dalam kebimbangan dan keputusasaan. Tapi satu hal yang harus diingat oleh kita semua adalah Allah dalam Kristus Yesus tetap memberikan jaminan kehidupan bagi kita, bagi persekutuan kita. Soalnya adalah apakah kita mau mengakuinya sebagai satu-satunya Tuhan dan berjalan sesuai kehendakNya ataukah tidak. Silahkan saudara-saudara menjawabnya, dan selamat memasuki bulan Juni 2008. amin.

Oleh :
Pdt. Jan. Z. Matatula,S.Th.
(Sekretaris Klasis GPM Masohi).
(Disampaikan dalam kebaktian Minggu di Gedung Gereja Bethesda Jemaat GPM Masohi,
Klasis Masohi. Tanggal 1 Juni 2008.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar